Editors Choice

3/recent/post-list
YouTube Traffic

YouTube Traffic

Learn how to get views on youtube...

Get started Blogging

Get started Blogging

Create a site on blogspot for free...

Earn with freelancing

Earn with freelancing

Earn with freelancing projects....

Download Resources

Download Resources

Latest free deals and offers at one click...

Kuantitatif vs Kualitatif: 2 Dunia Penelitian yang Sama Serunya, Kamu Pilih Mana?


Masih banyak mahasiswa yang salah kaprah perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Padahal, dua metode ini tidak untuk dibandingkan, tapi disesuaikan dengan cara berpikir dan karakter peneliti.

Biasanya kuantitatif cocok untuk mahasiswa yang suka angka dan pembuktian logis, sedangkan kualitatif lebih pas buat yang senang mengulik makna di balik fenomena. Keduanya sama penting tergantung bagaimana kamu ingin melihat dan memahami sebuah masalah.

Tim Kuantitatif: Logis, Terukur, dan Penuh Angka
Kalau kamu suka data yang bisa dihitung, grafik yang rapi, dan hasil yang jelas, kamu kemungkinan besar adalah tim kuantitatif.

Metode ini berfokus pada angka dan bukti empiris. Biasanya, dilakukan lewat survei, kuesioner, atau tes yang hasilnya bisa diolah pakai statistik. Tujuannya tentu aja untuk mengukur dan membuktikan sesuatu. Misalnya, mahasiswa mau tahu pengaruh waktu belajar terhadap nilai ujian mahasiswa, atau pengaruh media sosial terhadap produktivitas. 
Dengan metode ini, hasilnya bisa ditampilkan dalam bentuk grafik, tabel, atau persentase yang membuat laporan jadi tampak rapi dan ilmiah banget.

Selain itu, metode kuantitatif punya keunggulan di sisi objektivitas. Sebab, datanya bisa diukur dan diuji secara statistik, hasilnya mudah dibandingkan. Cocok banget buat mahasiswa yang perfeksionis, suka hitung-hitungan, dan pengen jawaban yang pasti.

Tim Kualitatif: Dalam, Naratif, dan Penuh Cerita
Untuk mahasiswa yang lebih suka ngobrol, observasi, atau ngulik makna di balik perilaku manusia, kamu mungkin lebih cocok jadi tim kualitatif.
Metode ini bukan tentang angka, tapi tentang pemahaman dan makna. Peneliti kualitatif biasanya pakai wawancara, Focus Group Discussion (FGD), observasi partisipatif, atau analisis dokumen.

Kelebihannya ada pada data yang dihasilkan lebih kaya dan detail. Mahasiswa jadi bisa menangkap hal-hal yang gak kelihatan di permukaan, misalnya perasaan, motivasi, atau persepsi seseorang terhadap suatu fenomena.
Contohnya, kalau ingin meneliti tentang stres akademik pada mahasiswa, metode kualitatif akan memberikan cerita nyata tentang bagaimana mereka menghadapi tekanan kuliah, bukan sekadar angka dari kuesioner.

Jadi, Kapan Harus Pakai yang Mana?

Kedua metode ini tidak untuk dibandingkan, tapi disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Kalau kamu ingin pembuktian yang kuat dengan data angka, pilih kuantitatif. Tapi kalau kamu ingin pemahaman mendalam dan narasi yang menggugah, pilih kualitatif.

Posting Komentar

0 Komentar